Ad code

The Abyss of Feathers – Soulslike Baru dari China yang Siap Saingi Elden Ring?

Di tengah lautan game Soulslike yang terus bertambah, sebuah judul baru dari China, Ming-Mo: The Abyss of Feathers, berhasil mencuri perhatian media internasional. GameSpot baru-baru ini melakukan wawancara eksklusif dengan produsernya, Xia Siyuan, untuk menggali lebih dalam apa yang membuat game ini istimewa.


Dengan janji inovasi pada mekanisme gameplay dan latar sejarah yang jarang diangkat, banyak yang mulai bertanya: mampukah Ming-Mo menjadi kuda hitam yang menantang dominasi game seperti Elden Ring dan Sekiro? Berikut adalah rangkuman wawancara yang mengungkap potensi besar di baliknya.

Bukan Sekadar Game Sulit: Inovasi "Fleksibilitas" di Tengah Gempuran Soulslike

Ketika ditanya mengenai tekanan bersaing di genre yang padat, Xia Siyuan menegaskan bahwa timnya, Lingze Technology, fokus untuk menciptakan identitas unik. Kuncinya bukan hanya pada latar, tetapi pada sebuah konsep yang mereka sebut "keterkaitan erat" (close connectivity).


Menurut Xia Siyuan, ada tiga pilar utama yang membuat Ming-Mo berbeda:

  1. Dunia yang Bereaksi: Pertarungan, narasi, dan perkembangan karakter semuanya terikat pada kondisi "mutasi" sang protagonis. Pilihan yang diambil pemain akan secara nyata mengubah dunia di sekitarnya, membuatnya semakin rusak atau justru bertransformasi.

  2. Sistem "Inner Demon": Ini adalah fitur andalan yang memungkinkan pemain mengatur tingkat kesulitan secara mandiri. Pemain bisa mengendalikan risiko dan tantangan sesuai kemampuan mereka, sebuah solusi cerdas di genre yang terkenal "tidak kenal ampun".

  3. Kebebasan Eksperimen Build: Dengan mekanisme ganti status poin (respec) gratis, pemain didorong untuk mencoba berbagai gaya bertarung tanpa takut salah langkah.

"Jika kami membawa sesuatu yang baru ke genre Soulslike, itu adalah fleksibilitas—membuat pemain merasa mereka sedang membentuk sebuah dunia yang akan mengingat pilihan mereka," ujar Xia Siyuan.

Solusi untuk Pemula? Sistem "Inner Demon" dan Ganti Build Gratis

Salah satu kritik terbesar pada game Soulslike adalah tingkat kesulitannya yang tinggi yang sering membuat pemain baru frustrasi. Ming-Mo mencoba mengatasi ini tanpa menghilangkan tantangan inti yang dicintai para veteran.


Meskipun tidak ada "mode mudah" tradisional, kombinasi sistem "Inner Demon" dan kebebasan mengganti build memberikan ruang bernapas yang sangat dibutuhkan oleh pemula. Pemain dapat menyesuaikan tantangan dan terus beradaptasi hingga menemukan gaya bermain yang paling cocok untuk mereka.

Mengapa Dinasti Ming? Pesona Kelam Sejarah dan Mitologi Sichuan

Pemilihan latar waktu menjadi salah satu daya tarik terbesar Ming-Mo. Xia Siyuan menjelaskan alasannya memilih era ini.

"Dinasti Ming adalah periode yang penuh dengan gejolak dan transisi—keruntuhan politik, konflik sipil, dan perubahan besar dalam cara pandang dunia. Ketidakpastian ini menyediakan fondasi yang sempurna untuk mengeksplorasi tema 'kerusakan' dan 'takdir'," katanya.

Selain sejarah, game ini diperkaya dengan budaya dan mitologi Sichuan, karena banyak anggota tim developer berasal dari sana. Inspirasi utama diambil dari:

  • Legenda "Jiangkou Sunken Silver": Kisah harta karun besar yang tenggelam di sungai.

  • Misteri Sanxingdui: Peradaban kuno yang meninggalkan topeng-topeng perunggu dengan desain sureal dan menakutkan, yang secara langsung menginspirasi desain beberapa bos dalam game.

  • Artefak Jinsha Ruins: Prasasti kuno pada lempengan emas yang diintegrasikan ke dalam narasi game.

Protagonis Unik: Bajak Laut Wanita Bernama "White Wuchang"

Pemain akan mengendalikan Wuchang, seorang mantan bajak laut wanita yang legendaris di era akhir Dinasti Ming. Karena keahlian pedangnya yang luar biasa, ia direkrut oleh seorang saudagar untuk membasmi perompak dan membantu kaum miskin. Gayanya yang brutal membuatnya dijuluki "White Wuchang", merujuk pada salah satu utusan akhirat dalam mitologi Tiongkok.

Kesimpulan: Harapan Baru dari Timur

Dengan pujian dari GameSpot yang menyebutkan Ming-Mo memiliki "kesenangan bertarung yang jauh melampaui rasa frustrasi, kreativitas yang menakjubkan, dan pemandangan yang sangat indah," jelas bahwa game ini adalah proyek ambisius yang patut dinantikan.

Ming-Mo: The Abyss of Feathers membuktikan bahwa dengan menggali akar budaya yang kuat dan berani berinovasi pada formula yang sudah ada, narasi dari Timur masih memiliki potensi tak terbatas untuk mengguncang panggung game global.


Sumber Data: Wawancara eksklusif GameSpot dengan Xia Siyuan, Produser Ming-Mo: The Abyss of Feathers.

flyer code

LIVESAYA NETWORK
LIVE sedang offline

Dukungan Anda Berarti

Situs ini didanai oleh iklan untuk bisa terus membuat konten game dan pop culture. Mohon matikan AdBlock untuk melihat halaman ini.