Fenomena ini sempat bikin heboh di TikTok dan media sosial lain. Banyak netizen kaget sekaligus kagum, karena hal yang biasanya dianggap “nggak berguna” ternyata bisa diproduksi ulang jadi barang bermanfaat. Prosesnya juga cukup sederhana: plastik bekas dikumpulin, dicacah, dilelehkan, terus dicampur pasir biar padat, lalu dicetak jadi paving blok yang siap dipakai.
Hasilnya nggak kaleng-kaleng. Berdasarkan riset dari Universitas Udayana, paving blok dari plastik daur ulang punya daya tekan lebih tinggi dibanding paving konvensional dari semen. Artinya, paving ini lebih kuat, tahan lama, dan bisa dipakai di jalan, halaman, atau trotoar tanpa khawatir gampang rusak.
Indonesia sendiri jadi salah satu negara dengan produksi sampah plastik terbesar di dunia. Data dari National Plastic Action Partnership (NPAP) tahun 2024 nyebutin lebih dari 6,8 juta ton sampah plastik diproduksi tiap tahun, dan ratusan ribu ton di antaranya nyasar ke laut. Dengan inovasi kayak gini, peluang buat ngurangin angka itu terbuka lebar.
Yang bikin lebih menarik, paving blok berbahan plastik ini bisa jadi peluang bisnis hijau. Dengan tren eco-friendly yang makin populer, banyak orang mulai cari solusi ramah lingkungan, termasuk buat konstruksi. Jadi, inovasi ini nggak cuma nyelametin bumi, tapi juga bisa bikin dompet makin tebal.
Netizen pun rame kasih respon positif. Ada yang langsung pengen nyobain bikin sendiri, ada juga yang ngajak komunitas buat kolaborasi. Komentarnya nggak jauh-jauh dari rasa kagum: “Kok baru kepikiran sekarang ya?” atau “Ini sih solusi jenius buat sampah yang nggak ada habisnya.”
Intinya, inovasi anak muda ini jadi bukti kalau kreativitas bisa jadi senjata ampuh melawan krisis lingkungan. Dari hal sederhana kayak plastik bekas, ternyata bisa lahir ide besar yang bermanfaat buat banyak orang.